Monday, October 30, 2023

Tak Seperti di Film

Tulisan ini sebenernya pernah ku tulis dalam tulisan di buku, namun sepertinya isinya sedikit berbahaya, aku ambil materi yang mudahnya saja tentang apa yang ada di dalam dan kenapa aku butuh bantuan mereka.
Awal ketika masuk aku masih tak menyangka doa ku di Kabul dengan cara seperti ini, di masukkan ke dalam dunia yang baru namun jauh dari bayangan atau pengetahuan ku melalui film dan belum pernah ku baca tentang dunia penjara sebelumnya, pengetahuan ku hanya melalui film dan tak ada informasi dari mana pun dan seperti biasa ketika masuk dunia baru, cara ku hanya memperhatikan, mendengarkan dan kurangi berbicara.
Mungkin perbedaan ini hanyak terjadi di Rutan (rumah tahanan) berbeda dengan LP (lembaga permasyarakatan) ada beberapa perbedaan di antaranya, akan tetapi punya garis besar yang sama, bahwa penjara bukan lagi pertarungan kekutan fisik akan tetapi kekuatan uang, yang kaya makin miskin dan yang miskin makin melarat, cuma mereka orang-orang tertentu yang bisa mempertahankan kekayaan, makanan yang tak layak memaksakan kita untuk membeli di koperasi dan sudah tentu dengan harga yang cukup mahal, biaya lapak atau kamar terkecuali anda tidur di lorong atau di tempat 'dayak' begitu istilahnya mereka menyebut.
Dari makanan yang sedikit plus tidak layak, bagi mereka yang tidak mampu beli terpaksa harus memperebutkan dengan yang lain dan tak cukup hanya dengan satu ompreng untuk kenyang karena porsi yang disuguhkan sangat sedikit, kadang untuk minum saja karena kurangnya persediaan air mereka terpaksa minum air keran. Dan aku termasuk beruntung karena lapak ku menyediakan air galon yang didapat dari dapur, seperti air isi ulang yang biasa dijual di luar.
Aku termasuk yang sulit untuk tidur, karena ketika memejamkan mata ada saja pikiran yang terlintas dan aku butuh teman yang setia menemani kebuntuan yaitu kopi dan roko, kopi dan roko sangat beda sekali harganya dengan harga pasaran, hampir dua kali lipat harganya.
Banyak juga yang gila ringan akibat hal-hal tersebut, aku mencoba untuk tetap waras dengan merutinkan kegiatan di masjid, berbincang ngalor-ngidul dan tetap membeli hal-hal tersebut, lalu bagaimana caranya agar aku tetap dapat hal tersebut? Tidak lain dan tidak bukan dari orang yang di luar sana yang selalu bersedia membantu, kadang dan cukup sering aku tidak makan seharian dan itu membuatku sering mengalami masuk angin, lekas, lunglai, letih, lesu biasa ku hadapi, kalau untuk kopi dan roko masih aga sedikit rilex, karena aku bisa join dengan yang lain walau kadang merasa gak enakan juga.
Hmmmm.... sepertinya cukup itu saja, walau masih tidak aman ceritanya, intinya aku berterimakasih kepada mereka yang mau membantu, baik untuk ku maupun untuk keluarga ku, semoga aku dapat melanjutkan perjuangan ketika bebas nanti

No comments:

Post a Comment

trims yach 4 koment nya

What Will I do next

Ini yang kurang lebih bakal gua lakuin ketika gua kembali. 1. Do a bussiness as I do before, coz I already expert on the (maybe) 😁. A. Part...