Thursday, July 2, 2015

ETIKA



Pada ulasan sebelumnya saya banyak menceritakan tentang pertandingan Sepak Bola khususnya untuk pertandingan Sepak Bola Tarkam (antar kampung) yang diadakan oleh Persekaf Cup 1 2015 tepatnya di lapangan sepak bola Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Kota Administrasi Jakarta Barat. Namun pada tulisan kali ini saya akan mencoba menceritakan tentang Sopan Santun atau etika yang hal tersebut adalah hal yang paling diandalkan oleh Indonesia sebagai Negara yang ramah dan tamah pada siapa pun.
Dalam hal ini saya tidak akan membahas tentang ramah tamah antara agama, karena pasti akan berbau kontropersial, di sini akan saya bahas antara yang lebih tua terhadap yang lebih muda atau sebaliknya, kenapa saya akan bahas hal tersebut? Karena cukup miris ketika hidup di wilayah sendiri namun merasa seperti alien atau makhluk asing, ketika tegur sapa menjadi kalimat yang mahal harganya.
Sedikit flashback cerita kebalakang, segalak-galaknya orangtua saya, saya selalu yakin ada hal yang terbaik yang akan beliau berikan kepada saya, sebagai satu contoh, orangtua saya selalu mengajarkan untuk bertegur sapa kepada orang kita lintasi, jika saya terlupa untuk melakukannya beliau pasti marah dan mengatakan kepada saya untuk tidak mengulanginya lagi dan bertegur sapa, selalu beliau mengingatkan kepada saya sampai dengan saat ini, itulah yang beliau ajarkan kepada saya, ketika saya memahami itulah seharusnya Indonesia yang begitu ramah kepada sesama, dan hingga saat ini pun saya mempunyai banyak kerabat akibat dari keramah tamahan, sampai-sampai kepada orang yang tidak kenal siapa nama dan asal mereka, saya tidak perduli itu, karena tegur sapa begitu indah terlihat, wajar jika pepatah mengatakan “Apalah arti sebuah nama” nama tidak akan berarti diawal perjumpaan selama kita murah senyum dan saling tegur sapa.
Namun begitu miris ketika melihat generasi penerus, apakah mereka para orangtua tidak pernah mengajarkan tegur sapa? Hingga saya sulit menemui para bocah setingkat SD, SMP atau SMA sekalipun yang mau bertegur sapa, mereka hanya bertegur sapa kepada orang yang mereka kenal nama saja, dan yang lebih anehnya lagi, ketika mereka bertemu dengan guru mereka, mereka enggan untuk menegur. Ramah tamah dan senyum manis perlahan-lahan hilang dari Indonesia.
Kejadian ini cukup memprihatinkan, buat saya tegur sapa, senyuman,  atau lebih tepat dengan sopan santun menjadi hal yang wajib kita lakukan sebagai makhluk sosial, apakah kalian para orangtua sudah terlalu sibuk mencari harta dan menggali dunia ketimbang memperhatikan anak kalian? Ingat, harta terbesar di dunia adalah keluarga kalian, bukan hanya sekedar menafkahi secara lahiriyah tetapi batiniyahnya pun lebih penting dari hal tersebut.
Bayangkan saja ketika hidup bergelimang harta atau berkecukupan akan tetapi tidak ada keharmonisan dalam berkeluarga atau bertetangga akibat kurangnya pelajaran sopan santun, jika kalian lelah untuk mengajarkan anak kalian, kenapa harus membuat anak?
Masih banyak hal yang ingin saya bahas tentang sopan santun, tapi mungkin hanya sampai sini saja, karena takut menimbulkan kebosanan dalam membaca, dan saya ucapkan terimakasih, semoga saya pribadi dan pembaca dalam menjadi orangtua yang terbaik bagi anak-anak.
Foto di atas adalah foto bersama sahabat-sahabat saya yang saya kenal melalu satu orang, akibat senyum dan tegur sapa saya kenal mereka semua dan bersahabat sampai saat ini.

What Will I do next

Ini yang kurang lebih bakal gua lakuin ketika gua kembali. 1. Do a bussiness as I do before, coz I already expert on the (maybe) 😁. A. Part...