Pada ulasan
sebelumnya saya banyak menceritakan tentang pertandingan Sepak Bola khususnya
untuk pertandingan Sepak Bola Tarkam (antar kampung) yang diadakan oleh
Persekaf Cup 1 2015 tepatnya di lapangan sepak bola Kelurahan Semanan Kecamatan
Kalideres Kota Administrasi Jakarta Barat. Namun pada tulisan kali ini saya
akan mencoba menceritakan tentang Sopan Santun atau etika yang hal tersebut
adalah hal yang paling diandalkan oleh Indonesia sebagai Negara yang ramah dan
tamah pada siapa pun.
Dalam hal
ini saya tidak akan membahas tentang ramah tamah antara agama, karena pasti
akan berbau kontropersial, di sini akan saya bahas antara yang lebih tua terhadap
yang lebih muda atau sebaliknya, kenapa saya akan bahas hal tersebut? Karena
cukup miris ketika hidup di wilayah sendiri namun merasa seperti alien atau
makhluk asing, ketika tegur sapa menjadi kalimat yang mahal harganya.
Sedikit
flashback cerita kebalakang, segalak-galaknya orangtua saya, saya selalu yakin
ada hal yang terbaik yang akan beliau berikan kepada saya, sebagai satu contoh,
orangtua saya selalu mengajarkan untuk bertegur sapa kepada orang kita lintasi,
jika saya terlupa untuk melakukannya beliau pasti marah dan mengatakan kepada
saya untuk tidak mengulanginya lagi dan bertegur sapa, selalu beliau
mengingatkan kepada saya sampai dengan saat ini, itulah yang beliau ajarkan
kepada saya, ketika saya memahami itulah seharusnya Indonesia yang begitu ramah
kepada sesama, dan hingga saat ini pun saya mempunyai banyak kerabat akibat
dari keramah tamahan, sampai-sampai kepada orang yang tidak kenal siapa nama
dan asal mereka, saya tidak perduli itu, karena tegur sapa begitu indah
terlihat, wajar jika pepatah mengatakan “Apalah arti sebuah nama” nama tidak
akan berarti diawal perjumpaan selama kita murah senyum dan saling tegur sapa.
Namun begitu
miris ketika melihat generasi penerus, apakah mereka para orangtua tidak pernah
mengajarkan tegur sapa? Hingga saya sulit menemui para bocah setingkat SD, SMP
atau SMA sekalipun yang mau bertegur sapa, mereka hanya bertegur sapa kepada
orang yang mereka kenal nama saja, dan yang lebih anehnya lagi, ketika mereka
bertemu dengan guru mereka, mereka enggan untuk menegur. Ramah tamah dan senyum
manis perlahan-lahan hilang dari Indonesia.
Kejadian ini
cukup memprihatinkan, buat saya tegur sapa, senyuman, atau lebih tepat dengan sopan santun menjadi
hal yang wajib kita lakukan sebagai makhluk sosial, apakah kalian para orangtua
sudah terlalu sibuk mencari harta dan menggali dunia ketimbang memperhatikan anak
kalian? Ingat, harta terbesar di dunia adalah keluarga kalian, bukan hanya
sekedar menafkahi secara lahiriyah tetapi batiniyahnya pun lebih penting dari
hal tersebut.
Bayangkan
saja ketika hidup bergelimang harta atau berkecukupan akan tetapi tidak ada
keharmonisan dalam berkeluarga atau bertetangga akibat kurangnya pelajaran
sopan santun, jika kalian lelah untuk mengajarkan anak kalian, kenapa harus
membuat anak?
Masih banyak
hal yang ingin saya bahas tentang sopan santun, tapi mungkin hanya sampai sini
saja, karena takut menimbulkan kebosanan dalam membaca, dan saya ucapkan
terimakasih, semoga saya pribadi dan pembaca dalam menjadi orangtua yang
terbaik bagi anak-anak.
Foto di atas adalah foto bersama sahabat-sahabat
saya yang saya kenal melalu satu orang, akibat senyum dan tegur sapa saya kenal
mereka semua dan bersahabat sampai saat ini.
No comments:
Post a Comment
trims yach 4 koment nya